Kajian Ramadan bersama Syekh Abdullah dari Gaza

(17/05/2019) Bulan Ramadan penuh dengan sejuta rahmat juga kebahagiaan sudah tiba. Saatnya kita mengisi bulan penuh rahmat ini dengan banyak kegiatan positif. Di Ramadan ini kita bisa menambah wawasan kita mengenai kondisi dunia, terutama kondisi negeri Palestina, negeri para Nabi dan Rasul.

Ihsanul Fikri kembali menerima kedatangan seorang syekh muda dari Palestina. Beliau adalah Syekh Abdullah. Diusianya yang masih muda, 30 tahun, beliau sudah menyelesaikan pendidikan doktornya. Syekh Abdullah adalah sulung dari 9 bersaudara yang berasal dari Gaza, Palestina. Syekh Abdullah sudah melanglang buana memberikan banyak ilmu. Juga kondisi terkini Palestina.

Syekh Abdullah membagi ilmu beliau (dok. pribadi)

Ada 3 poin penting dalam ceramah Syekh Abdullah yang disampaikan kepada santri Ihsanul Fikri. Pertama, persoalan Ramadan. Allah menjadikan Ramadan sebagai bulan penuh keberkahan. Tidak hanya terdapat Lailatul Qadar, tetapi juga ada banyak amalan yang bisa menandingi amalan orang-orang terdahulu yang berusia lebih panjang dari kita. Ada beberapa cara meraih pahala: 1. Manfaatkan masjid-masjid, fasilitas, dan waktu untuk beramal. 2. Tidak mempermasalahkan duniawi. Lupakanlah sejenak masalah duniawi, banyak-banyaklah beramal untuk kehidupan akhirat.

Kedua, mengenai persoalan utama orang muslim, yaitu Masjid Al-Aqsa, Palestina. Syekh Abdullah menuturkan, untuk bisa menjadi generasi muda pembebas Al-Aqsa dan Palestina, ada 2 hal yang bisa kita lakukan: memotivasi diri untuk dekat dengan Alquran, dengan cara menghafal Alquran. Kedudukan kita tergantung seberapa dekat kita dengan Alquran. 2.Semangat menuntut ilmu baik ilmu akhirat maupun ilmu dunia. Alquran, sunnah, sains, teknologi, sosial, dll.

Ketiga, mengenai kondisi Masjid Al-Aqsa. Merupakan kiblat pertama umat muslim dan masjid kedua yang dianjurkan untuk dikunjungi. Keadaan sekitar Al-Aqsa saat ini, adzan dilarang dikumandangkan, dilarang sholat di dalam Al-Aqsa, dilarang memasuki Al-Aqsa, juga diusir dari sana. Keadaan saudara-saudara muslim di jalur Gaza juga tak kalah memprihatinkan. Terisolasi, terkurung di Gaza, tidak memiliki akses keluar-masuk, dibombardir bom dan rudal dari zionis. Tahun 2008, 2012, 2014 adalah tahun paling dahsyat Palestina menerima serangan dari zionis. Saudara kita meski kehilangan keluarga, saudara, rumah, bahkan masjid, tetap bertahan dan mewakili dunia untuk mengemban tugas mulia ini dalam melawan zionis.

Bukanlah perkara mudah Syekh Abdullah bisa keluar dan menyampaikan ceramah di berbagai tempat. Hampir mustahil untuk bisa keluar karena jalur Gaza diblokade. Syekh Abdullah dan teman-temannya juga berusaha karena antriannya yang panjang juga persyaratan yang ketat dan banyak. Semoga Allah senantiasa memberkahi langkah Syekh Abdullah dan kita semua. Aamiin.

(Zah/Shua)

1,318 thoughts on “Kajian Ramadan bersama Syekh Abdullah dari Gaza